Rabu, 26 Maret 2014

DAUN (FOLIUM)



 DAUN (FOLIUM)
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya setiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. alat ini hanya terdapat pada batag saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). 
KARAKTERISTIK DAUN
1.    Bentuk tipis (dorsoventral) dan lebar
2.    Mengarah pada cahaya
3.    Memiliki stomata (mulut daun) untuk pertukaran oksigen, karbondioksida dan uap air
4.    Berklorofil, tapi tidak selalu berwarna hijau
5.    Memiliki batas umur, daun tua akan mati dan runtuh (gugur) kemudian diganti daun baru
6.    Memiliki hidatoda cone (struktur untuk mengalirkan gutasi (keladi)
FUNGSI DAUN
  1. Pengolahan zat makanan (fotosintesis)
  2. Penguapan air (transpirasi)
  3. Penyerapan zat makanan (reabsorbsi) terutama gas, air, karbondioksida
  4. Penyerapan oksigen (respirasi)
  5. Menyimpan cadangan makanan (contoh: bayam, sawi)
KLASIFIKASI DAUN
1.    Daun tunggal (folium simplex) : daun yang pada satu tangkai daun hanya mendukung satu helai daun
2.    Daun majemuk (folium compositum) : daun yang pada satu tangkai daun mendukung banyak helaian daun.
ASAL-USUL DAUN
1.    Daun Tunggal
Daun tunggal berasal dari tonjolan (apendage) yang tumbuh pada buku batang yang memiliki meristem. Pada pertumbuhan selanjutnya meristem apex membentuk ujung daun, meristem adaxial membentuk urat daun (berkas pengangkut), meristem lateral membenttuk daging daun, meristem marginal membentuk tepi daun.
2.    Daun Majemuk
Daun majemuk berasal dari suatu daun tunggal yang torehannya sedemikian dalam sehingga taju-taju daunnya terpisah satu sama lain dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil tersendiri
ALAT TAMBAHAN PADA DAUN
  • Daun penumpu (stipula) : perkembangan dari salah satu kuncup kolateral pada pangkal tangkai daun. Letaknya ada yang bebas di kiri kanan daun (waru, kacang tanah), melekat pada tangkai daun (mawar), berlekatan pada ketiak daun (kapri), berlawanan dengan ketiak tangkai daun, bersilangan (mengkudu)
  • Selaput bumbung (ocrea) : daun penumpu yang kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang (polygonum)
  • Lidah-lidah (ligula) : selaput kecil pada batas antara upih dan helaian daun (rumput)
  • Papila (papillae) : peninggian dinding sel epidermis daun sehingga permukaan daun seperti beludru 
  • Rambut (trikoma) : bulu (pakis haji); sisik (bambu dan durian) sisik yang tumbuh dipermukaan kulit luar daun dapat berupa
  • Bulu (pillus) sel epidermis berbentuk bulu yang tumbuh di permukaan daunsRambut kelenjar (pilus capitatus) : rambut yang tumbuh di permukaan daun dan ujungnya membelah membentuk kelenjar (tembakau)
DAUN TUNGGAL
    1.     Bagian-Bagian Daun
Daun tunggallengkap memiliki bagian-bagian berikut :
a.    Pangkal daun (leaf base/leaf foundation), bagian daun yang berhubungan dengan buku batang tanaman untuk melekat ke batang
b.    Upih / pelepah daun (vagina/leaf sheat), bagian daun berbentuk lembaran tipis/ tebal memeluk batang untuk pelindung kuncup dan memberi kekuatan pada batang tanaman.
c.    Tangkai daun (ptiolus/stalk), penghubung antara upih dan helaian daundan membentuk ibu tulang daun (costa). tangkai bertugas untuk menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa sehingga daun dapat memperoleh cahaya matahari yang sebanyak-banyaknya. 
d.   Helaian daun (lamina/blade)
Daun tunggal tidak lengkap apabila tidak memiliki salah satu dari ke empat bagian tersebut :
a. Tangkai dan helaian daun , contohnya daun nangka (Artocarpus Integra Merr) dan daun mangga (Mangifera Indica)
b.  Upih dan helaian, contohnya daun padi(Oryza Sativa), daun jagung (Zea Mays)
c.  Helaian saja, sehingga langsung melekat/duduk pada batang, contonya daun biduri (Calotropis Gigantea)
d.  Tangkai saja berbentuk pipih sehingga mirip daun, contohnya daun akasia.

SIFAT-SIFAT DAUN
a.    BANGUN/BENTUK DAUN (circumscriptio)
1)   Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah helaian daun
  • Bulat atau bundar (orbicularis), jika panjang : lebar =1:1, contoh teratai besar (Nelumbium nelumbo) 
  • Bangun perisai (peltatus), daun berbangun bulat, mempunyai tangkai daun yang tidak tertanam pada pangkal daun, melainkan pada bagian tengah helaian daun. Contoh daun jarak 
  • Jorong (ovalis), jika panjang:lebar = 1,5-2 :1, contoh daun nangka (Artocarpus integra) 
  • Memanjang (Oblongus), jika panjang :lebar = 2,5-3 : 1, contoh daun srikaya (Annona aquamosa)
  • Bangun lanset (lanceolatus), jika panjang:lebar= 3-5 : 1, contoh daun kamboja (Plumiera acuminata) 
 

2)   Bagian yang terlebar berada di bawah tengah-tengah helaian daun
a.     Pangkal daunnya tidak bertoreh 
  • Bangun bulat telur (ovatus), contoh daun kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis)
  • Bangun segitiga (triangularis), bnagun seperti segitiga sama kaki, contoh daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)
  • Bangun delta (deltoideus), bangun segitiga yang sama ketiga sisinya, contoh daun air mata pengantin (Antigonon leptopus)
  • Bangun belah ketupat,(rhomboideus), bangun segi empat yang sisinya tidak sama panjang,contoh anak daun pada bengkuwang (Pachyrrhizus erosus)

b.     Pangkal daunnya bertoreh atau berlekuk
  • Bangun jantung (cordatus), contoh daun waru (Hibiscus tiliaceus)
  •  Bangun ginjal (reniformis), contoh daun pegagan (Centella asiatica)
  • Bangun anak panah (sagittatus). Daun tak seberapa lebar ujung tajam, pangkal dengan lekukan yang lancip pula, demikian juga bagian pangkal daun di kanan kiri lekukan. Contoh daun eceng (Sagittaria saggitifolia)
  • Bertelinga (auriculatus), seperti bangun tombak tetapi pangkal daun di kanan kiri tangkai membulat, contoh: daun tempuyung ( Sonchus asper)

3)   Bagian yang terlebar berada di atas tengah-tengah hjelaian daun
  • Bangun bulat telur terbalik (obovatus), contoh sawo kecik (Manilkara kauki)
  • Bangun jantung terbalik (obcordatus), contoh semanggio gunung (Manilkara Kaukil Dub)
  • Bangun segitiga terbalik (cuneatus), anak daun semanggi (Marsilea crenata)
  • Bangun sudip (spathulatus), seperti bangun bulat telur terbalik, tetapi bagian bawahnya memanjang, contohnya daun tapak liman (Elephantus Scaber)
4)   Tidak ada bagian terlebar dari pangkal samapai ujung sama lebar
  • Bangun garis (linearis), contoh rumput (Gramineae)
  • Bangun pita (ligulatus), contoh daun jagung (Zea mays)
  • Bangun pedang (ensiformis), contohnenas sebrang (Agave sisalana)
  • Bangun paku/dabus (subulatus), contohAraucaria cunninghamii
  • Bangun jarum (Acerosus), contohPinus merkusii

b.   UJUNG DAUN (apex folii)
  • Runcing (acutus), contoh daun oleander (Netrium Oleander)
  • Meruncing (acuminatus), contoh daun sirsat (Annona Muricata)
  • Tumpul (obtutus), contoh sawo kecik (Manilkara Kauki)
  •  Membulat (rotundatus), contoh daun kaki kuda (Centella Asiatica)
  •  Rompang (truncatus), contoh daun jambu monyet (Anacardium Occidentale)
  • Terbelah (retutus), contoh daun bayam (Amarantus Hybridus)
  • Berduri (mucronatus) contoh nenas sebrang (Agape sp)

c.    PANGKAL DAUN (basis folii)
  •  Runcing (acutus), biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset, belah ketupat.
  • meruncing (acuminatus), biasanya terdapat pada daun bangun bulat telur terbalik dan daun sudip.
  • tumpul (obtutus), pada daun bangun bulat telur, jorong.
  • membulat (rotundatus), daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur.
  • rompang (truncatus), daun bangun segitiga, delta, dan tombak.
  • berlekuk (emarginatus), pada daun bangun jantung, ginjal, anak panah.
  

d.    PERTULANGAN DAUN (nervatio)
  • menyirip (penninervis), contoh daun mangga (Mangipera Indica)
  • menjari (palminervis), contoh daun jarak (Ricinus Communis)
  •   melengkung (cervinervis), contoh genjer (Limnocharis Flava Buch)
  • lurus (rectinervis), contoh teki-tekian (Cyperaceae)
e.    TEPI DAUN (margo folii)
1)   Rata  (integer)
2)   Bertoreh (divisus), jika torehannya merdeka
o  Bergerigi (serratus), jika sinus dan agulus sama lancipnya
o  Bergerigi ganda (biserratus), seperti bergerigi tapi angulusnya cukup besar
o  Bergigi (dentatus), jika sinus tumpul, angulus lancip
o  Beringgit (crenatus), jika kebalikan bergigi
o  Berombak, jika sinus dan angulus sama-sama tumpul
3)   Jika torehan mempengaruhi bentuk daun :
4)   Tepi daun dengan torehan dan disertai pertulangan daunnya :
o  Berlekuk menyirip (pinnatilobus), contoh daun terong (Solanun Melongena)
o  Bercangap menyirip (pinnatifidus), contoh daun keluwih (Artocarpus communis)
o  Berbagi menyirip (pinnatipartitus), contohnya daun  kenikir (Cosmos Caudatus)
o  Berlekuk menjari (palmatilobus), contoh daun jarak pagar (Jatropa Curcas)
o  Bercangap menjari (palmatifidus), contoh daun jarak (Riccinus Communis)
o  Berbagi menjari (palmaipartitus), contoh daun ketela pohon (Manihot Utilissima)
f.    DAGING DAUN
Daging daun adalah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang dan urat-urat daun.
  • Tipis seperti selaput (membranaceus), contohdaun paku selaput (Hymenophyllum australe)
  • Seperti kertas (papyraceus), contoh daun pisang (Musa paradisiaca)
  • Tipis lunak (herbaceus), contoh selada air (Nasturtium officinale) 
  • Perkamen (perkamenteus),tipis  tapi cukup kaku, contoh (Cocos nucifera)
  • Berdaging (carnosus), jika tebal dan berair, contoh daun lidah buaya (Aloevera)
g.   WARNA DAUN
Warna daun dipengaruhi oleh pigmen yang paling dominan pada daun itu.
h.    PERMUKAAN DAUN
  • Licin (Laevis), permukaannya dapat terlihat mengkilat, suram dan berselaput lilin. contoh daun beringin (Ficus Benjamina), daun ketela rambat (Ipomoea Batatas), dan daun pisang (Musa Paradisiaca)
  • Gundul (glaber), contoh daun jambu air (Eugenia aquea)
  • Kasap, contoh daun jati (Tectona grandis)
  • Berkerut (rugosus), contoh jambu biji (Psidium guajava)
  • Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkerut, tapi kerutannya lebih besar, contoh daun air mata pengantin (Antigonon leptopus)
  • Berbulu (pilosus), jika bulu halus dan jarang-jarang, contoh daun tembakau (Nicotiana tabacum)
  • Berbulu halus dan rapat (villosus), jika diraba seperti beludru
  • Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan jika diraba terasa kasar, contoh daun gadung (Dioscorea hispida)
  • Bersisik (lepidus), seperti sisi bawah daun durian ( Durio zibethinus)

DAUN MAJEMUK
Biasanya daun majemuk memiliki bagian-bagian :
  • Tangkai induk/ ibu tangkai (rachis/penduculus communis) : tangkai daun pokok yang pada ketiak daunnya terdapat kuncu
  • Ruas cabang (rachilla) : percabangan lanjutan dari tangkai daun pokok
  • Tangkai anak daun (petiolus)
  • Helaian anak daun (foliolum)

1.    MACAM-MACAM DAUN MAJEMUK
Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainnya, daun majemuk dapat dibedakan dalam empat  golongan :
1)   Daun majemuk menyirip (pinnatus), jika anak daun tersusun seperti sirip pada kanan kiri ibu tangkainnya.
Jika nak daunnya terdapat dikanan kiri ibu tangkainya, terusun seperti sirip pada ikan, antara lain :
  • Daun meajemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus), misal daun berbagai jenis jeruk
  • Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus), misal daun asam (Tamarindus indica)
  • Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus), misal daun mawar (Rosa hybrida)
Menurut duduknya anak-anak daun  pada ibu tangkainnya :
  • Daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasangan, jika duduknya anak daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan
  • Menyirip berseling, jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling
  • Menyirip berselang-seling, jika anak-anakdaun pada ibu tangkai berselang-seling pasangan anak daun yang lebar dengan pasangan anak daun yang sempit, misal, pada tomat (Solanum lycopersicum)
2)   Daun majemuk menjari (palmatus)
Jika anak daunnya tersusun memencar pada ujung ibu tangkainya, seperti letaknya jari-jari pada tangan.  Berdasarkan jumlah anak daunnya :
  • Beranak daun dua (bifoliolatus)
  • Beranak daun tiga (trifoliolatus)
  • Beranak daun lima (quinquefoliolatus)
  • Beranak daun tujuh (septemfoliolatus)
3)   Daun majemuk bangun kaki (pedatus)
Susunannya seperti daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun yang paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkainnya tetapi pada tangkai anak daun yang disampingnya.
4)   Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
TATA LETAK DAUN PADA BATANG (Phyllotaxis atau Dispositio Foliorum)
  • Folio sparsa (tersebar) yaitu jika pada tiap buku-buku batang hanya terdapat satu daun.
  • Folio oposita (berhadapan) yaitu jika pada tiap buku-buku batang terdapat dua daun yang letaknya saling berhadapan, contohnya pada mengkudu (Morinda Citrifolia)
  • Folio verticillata (berkarang), yaitu jika pada buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun, contoh pada alamanda (Allamanda Cathartica)
  • Roset akar, yaitu jika batang amay pendek, sehingga sema daun berjejal-jejal di atas tanah, contoh pada lobak (Raphanus Sativus)
  • Roset batang, yaitu jika daun yang rapat berjejal-jejal terdapat pada ujung batang, contohnya pada pohon kelapa (Cocos Nucifera)
METAMORFOSIS DAUN
Umbi lapis (bulbus) adalah penjelmaan batang beserta daunnya. Dinamakan umbi lapis karena memperlihatkan susunan yang berlapis-lapis, yang terdiri atas daun-daun yang telah menjadi tebal, lunak dan berdaging.
   
Piala (ascidium), biasanya merupakan ujung daun yang di ubah menjadi badan menyerupai piala yang lengkap dengan tutupnya. Ch. Nepenthes ampullaria.
 
Utricula Gelembung, terdapat pada tumbuhan pemakan serangga yang hidup di air, ch. rumput gelembung (Utricularia flexuosa).

Duri daun (spina phyllogenum) , seperti terdapat pada kaktus (Cactus opuntia).
Duri daun penumpu (spina stipulogenum), duri semacam ini biasanya hadir secara berpasangan di tepi pangkal tangkai daun. Contohnya misalnya pada susuru (Euphorbia trigona).
Duri kait
Alat pembelit (cirrus)
Daun semu (filodia)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar